
Kamu pasti pernah dengar teori Dramaturgi. Ini adalah teori yang populer dan ngena banget untuk dipakai menganalisis perilaku manusia.
Tapi, kamu mungkin belum baca sepenuhnya buku yang ngejelasin tentang teori Dramaturgi itu. Nah, kali ini aku mau ngebahasnya buat kalian ya…
Teori ini dikemukakan oleh Erving Goffman, sosiolog Amerika dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life yang terbit pertama kali tahun 1956 dan diterbitkan ulang tahun 1969 dengan beberapa perubahan. Buku ini mendapatkan MacIver Awward dari American Sociological Association dan jadi salah satu dari 10 buku paling berpengaruh abad ke dua puluh.
Apa yang dibahas di buku itu?
Ada 6 Pembahasan untuk menguraikan apa itu dramaturgi :
- Pertunjukan
- Tim
- Wilayah dan Perilaku Wilayah
- Peran yang Berbeda
- Komunikasi di Luar Karakter
- Seni Manajemen Kesan
1. Pertunjukan
Goffman mendefiniskan “Pertunjukan” sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang peserta pada suatu kesempatan yang bertujuan untuk mempengaruhi peserta lain dengan cara apapun.
Aktivitas yang dilakukannya disebut dengan “kinerja”, yaitu semua aktivitas individu yang terjadi selama periode tertentu yang ditandai dengan kehadirannya yang terus-menerus di depan penonton dan berpengaruh pada penonton itu.
Ada berbagai situasi dan latar tempat pertunjukan berlangsung. Contoh paling jelas adalah situasi saat wawancara kerja. Dalam situasi ini, orang yang diwawancarai akan menampilkan versi diri mereka agar dihargai pewawancara.
Kata Goffman pertunjukan itu merupakan aspek penting dari bagaimana kita “mendefinisikan situasi”. Interaksi sosial memerlukan penampilan aktor untuk mendefinisikan dan menegosiasikan situasi yang dihadapinya.
2. Tim
Pertunjukan merupakan upaya kolaboratif dalam sebuah tim. ‘Tim’ bekerja sama untuk menciptakan kesan dalam mendefinisikan situasi. Mereka dituntut untuk saling percaya agar dapat memainkan peran mereka dengan meyakinkan.
Individu yang sebagai satu tim saling bergantung satu sama lain. Masing-masing memiliki peran untuk dimainkan di ‘panggung depan’.
3. Stage (panggung) dan Perilaku Stage
Penampilan aktor berada pada berbagai panggung. Aktor dalam suatu panggung dapat dilihat secara bervariasi oleh audiens yang berbeda. Kata Goffman panggung dibagi jadi tiga : panggung depan, panggung belakang , dan panggung luar.
Panggung depan : tempat aktor memainkan peran dihadapan penonton.
Panggung Belakang: Saat aktor berada di ‘belakang panggung’, individu dan tim dapat berlatih, bersantai, dan berperilaku ‘tidak seperti biasanya’.
Panggung luar: Wilayah yang ditempati oleh ‘orang luar’ yang tidak dimaksudkan untuk hadir oleh aktor.
4. Peran yang Berbeda
Goffman mencatat bahwa ‘peran yang tidak sesuai’ juga ada, di mana aktor mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan salah satu dari tiga kategori tadi (panggung depan, belakang dan luar).
5. Komunikasi di Luar Karakter
Di bab ini Goffman menguraikan empat bentuk komunikasi yang dapat terjadi di luar karakter tadi:
- Perlakuan terhadap yang Tidak Hadir: Di belakang panggung, para pemain mungkin merendahkan dan berbicara negatif tentang penonton, sedangkan di depan panggung mereka berbicara positif.
- Staging Talk: Diskusi di belakang panggung antara tim tentang berbagai aspek pertunjukan, kemungkinan penyesuaian dipertimbangkan, gangguan potensial dieksplorasi, “luka diatasi, dan moral diperkuat untuk pertunjukan berikutnya”.
- Kolusi Tim: Komunikasi antara sesama pemain dan mereka yang berada di belakang panggung yang terlibat dalam menjaga penampilan. Salah satu contoh kolusi tim adalah instruksi yang diberikan melalui earphone pembawa berita televisi.
- Tindakan Penyelarasan Ulang: ini adalah komunikasi tidak resmi yang ditujukan kepada penonton untuk mendefinisikan ulang situasi. Biasanya berupa “sindiran, lelucon, candaan dan isyarat lainnya”. Jika pemain dituduh melakukan komunikasi tidak pantas, maka melalui tindakan penyelarasan ulang, mereka mencoba memperbaikinya.
6. Seni Manajemen Kesan
Bab ‘Manajemen kesan’ menggambarkan cara-cara pemain merencanakan dan mempersiapkan pertunjukan.