Konsep
Situasi yang Bakal Terjadi Saat Kamu Menjalani Banyak Peran: Konflik dan Ketegangan Peran

Dalam kehidupan sosial, setiap orang memainkan banyak peran sekaligus. Mulai dari peran sebagai mahasiswa, anak, teman, pekerja, hingga pasangan. Tapi, pernahkah kamu merasa lelah atau stres karena seolah-olah semua peran itu saling bertabrakan? Kalau iya, kamu sedang mengalami yang disebut dalam sosiologi sebagai konflik peran (role conflict) atau ketegangan peran (role strain).
Konflik Peran: Ketika Dua Dunia Bertabrakan
Konflik peran terjadi ketika seseorang menjalani dua atau lebih peran sosial yang memiliki tuntutan berbeda dan bahkan saling bertentangan. Kondisi ini bisa menimbulkan tekanan emosional dan stres yang cukup besar.
Contoh klasiknya adalah mahasiswa yang harus kuliah sambil kerja. Di satu sisi, dia dituntut untuk menyelesaikan tugas kuliah dan mengikuti perkuliahan dengan baik. Di sisi lain, dia juga harus bertanggung jawab sebagai driver ojek online untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika jadwal kuliah dan jadwal ngantar orderan bertabrakan, muncullah konflik peran. Situasi ini bisa bikin stres dan rasa lelah mental karena tidak mampu memenuhi ekspektasi dari kedua peran sekaligus.
Ketegangan Peran: Ketika Satu Peran Terlalu Berat
Berbeda dengan konflik peran, ketegangan peran (role strain) muncul ketika seseorang mengalami stres hanya dalam satu peran saja, biasanya karena tuntutan dalam peran itu terasa tidak realistis atau terlalu berat.
Contoh yang relatable banget: seseorang yang bersahabat dengan orang yang dia sukai. Perannya adalah sebagai teman, tapi hatinya menyimpan rasa cinta. Akibatnya, dia terjebak dalam dilema: apakah harus bersikap seperti teman biasa atau menunjukkan perasaan sebenarnya? Ketegangan peran ini bisa bikin seseorang merasa tidak nyaman, gelisah, bahkan kehilangan jati diri dalam relasinya.
Bedanya Apa, Sih?
- Konflik Peran: stres karena dua atau lebih peran sosial yang saling bertentangan.
- Ketegangan Peran: stres karena satu peran saja yang tuntutannya terlalu berat atau membingungkan.
Memahami perbedaan ini penting agar kamu bisa mengenali sumber tekanan dalam kehidupan sosialmu, dan bisa mencari strategi yang tepat untuk mengelolanya—entah dengan menetapkan prioritas, membagi waktu, atau berani menetapkan batas.
Sumber:
Creary, S. J., & Gordon, J. R. (2016). Role conflict, role overload, and role strain. Encyclopedia of Family Studies, 1–6.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah seorang akademisi dan sosiolog dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang menempuh pendidikan sosiologi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia dikenal aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi melalui berbagai kegiatan akademik, termasuk mengikuti short course di Jerman dan Australia. Selain itu, Dr. Dede merupakan pendiri komunitas kajian Perspektif Sosiologi yang berfokus pada analisis isu-isu sosial kontemporer. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Sosiologi di tingkat S1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Bandung