Info

Dari ARPANET ke TikTok: Jejak Lahirnya Sosiologi Internet dan Sosiologi Digital

Bagaimana Sosiolog Mulai Mempelajari Dunia Maya

Internet bukan cuma soal teknologi—ia juga mengubah cara manusia berkomunikasi, membentuk komunitas, bahkan membangun identitas. Tak heran, sejak awal kemunculannya, internet menarik perhatian para sosiolog. Tapi tahukah kamu bahwa ada cabang khusus dalam sosiologi yang fokus mempelajari dunia digital ini?

Cabang tersebut dikenal sebagai Sosiologi Internet dan Sosiologi Digital. Berikut ini adalah jejak sejarah kemunculannya:

1960: Internet Mulai Diciptakan

Semuanya dimulai dari proyek militer di Amerika Serikat. Pada tahun 1960-an, ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) dikembangkan sebagai jaringan komunikasi komputer pertama yang menjadi cikal bakal internet modern.

1990: Lahirnya Sosiologi Internet

Seiring internet mulai digunakan publik, muncul minat dari para ilmuwan sosial untuk mempelajari dampaknya. Maka, pada tahun 1990, sub-bidang Sosiologi Internet mulai terbentuk. Fokus utamanya adalah bagaimana internet memengaruhi interaksi sosial, komunitas virtual, dan relasi global.

1991–1992: Web untuk Semua Orang

Tahun 1991, Tim Berners-Lee merilis perangkat lunak World Wide Web (WWW) untuk publik. Ini membuat internet jauh lebih mudah diakses dan digunakan. Setahun kemudian, pada Januari 1992, dirilis browser web berbasis teks pertama yang mempercepat penyebaran informasi secara masif.

2001: Tulisan Ilmiah Pertama

Tonggak penting datang pada tahun 2001 saat Paul DiMaggio menerbitkan tulisan berjudul Social Implications of the Internet dalam jurnal Annual Review of Sociology. Ini adalah publikasi ilmiah awal yang mengkaji internet secara sosiologis secara sistematis.

2000-an: Munculnya Sosiologi Digital

Di awal tahun 2000-an, lahir sub-bidang baru yang disebut Sosiologi Digital. Berbeda dengan sosiologi internet yang mempelajari dunia daring sebagai fenomena sosial, sosiologi digital lebih luas—ia juga mempelajari bagaimana data, algoritma, dan perangkat digital membentuk kehidupan sosial.

2012: Diformalisasi di Inggris

Pada tahun 2012, British Sociological Association secara resmi mengakui Sosiologi Digital sebagai sub-bidang baru dalam sosiologi. Ini membuka jalan bagi riset dan diskusi lebih intensif tentang dunia digital dari perspektif sosial.

2013: Buku Pertama Sosiologi Digital

Setahun kemudian, terbit publikasi penting berjudul Digital Sociology: Critical Perspectives. Buku ini menjadi salah satu literatur awal yang menyusun kerangka teoritis untuk memahami masyarakat digital secara kritis.

2015: Konferensi Pertama

Tahun 2015, konferensi pertama tentang sosiologi digital diselenggarakan di New York. Ini menjadi forum penting bagi para akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk membahas perkembangan masyarakat digital dari berbagai sisi: politik, ekonomi, budaya, dan teknologi.

Apa Bedanya Sosiologi Internet dan Digital?

Sosiologi InternetSosiologi Digital
Fokus pada interaksi daringFokus pada relasi antara teknologi digital dan kehidupan sosial
Muncul sejak tahun 1990-anFormal sejak 2012, berkembang pesat sejak 2010-an
Memperhatikan ruang virtualJuga mengkaji algoritma, data, platform, dan infrastruktur

Penutup: Mengapa Ini Penting?

Di era media sosial, platform digital, dan kecerdasan buatan, tak cukup hanya belajar tentang teknologi dari sisi teknis. Kita juga butuh pemahaman sosiologis: bagaimana teknologi membentuk kita sebagai manusia dan masyarakat?

Dengan memahami sosiologi digital, kita bisa lebih kritis melihat dunia di balik layar—mulai dari bagaimana algoritma memengaruhi opini kita, sampai bagaimana data digunakan untuk membentuk kebijakan atau bahkan politik.

Sumber teks:

  • DiMaggio, P. (2001). Social Implications of the Internet. Annual Review of Sociology.

  • Lupton, D. (2013). Digital Sociology: Critical Perspectives.

  • British Sociological Association (2012)

Penulis: Dr. Dede Syarif

Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia

Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.

Share artikel ini yuk!
Scroll to Top