How To

Membedakan Tujuan (Aims) dan Sasaran (Objectives) dalam Penelitian Sosial

Dalam dunia penelitian, terutama dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, kerap kali muncul kebingungan antara istilah tujuan (aims) dan sasaran (objectives). Padahal, memahami perbedaan keduanya sangat penting agar penelitian memiliki arah yang jelas dan dapat dijalankan secara sistematis.

Tujuan Penelitian: Menjawab “Apa yang ingin dicapai?”

Tujuan (aims) merupakan pernyataan umum dan menyeluruh mengenai apa yang ingin dicapai oleh penelitian secara keseluruhan. Tujuan bersifat konseptual dan menetapkan arah dari penelitian. Dengan kata lain, tujuan memberikan gambaran besar atau dampak luas yang diharapkan dapat dicapai.

Contoh tujuan:

“Untuk menyelidiki dampak media sosial terhadap polarisasi politik.”

Tujuan ini belum menjelaskan bagaimana proses tersebut akan dijalankan, tetapi menetapkan apa yang menjadi fokus utama dari studi.

Sasaran Penelitian: Menjawab “Bagaimana cara mencapainya?”

Berbeda dengan tujuan, sasaran (objectives) bersifat lebih spesifik, terukur, dan berorientasi pada tindakan. Sasaran menjabarkan langkah-langkah konkret yang akan dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian.

Contoh sasaran yang mendukung tujuan di atas:

  • Melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian yang ada tentang media sosial dan polarisasi politik.

  • Mensurvei sampel representatif individu guna menilai penggunaan media sosial dan pandangan politik mereka.

  • Menganalisis data survei guna mengidentifikasi korelasi antara penggunaan media sosial dan polarisasi politik.

Sasaran seperti ini membuat arah kerja penelitian menjadi lebih terstruktur dan dapat dievaluasi.

Kesimpulan: Tujuan adalah “Apa”, Sasaran adalah “Bagaimana”

Memahami perbedaan antara tujuan dan sasaran penelitian sangat penting bagi peneliti, khususnya saat merancang proposal penelitian atau menyusun laporan akademik. Tujuan memberikan kerangka besar, sedangkan sasaran memecah kerangka tersebut ke dalam tindakan-tindakan yang spesifik dan dapat dilaksanakan.

Dengan pembedaan yang jelas, penelitian akan memiliki arah yang tegas dan pelaksanaan yang lebih efektif.

Dr. Dede Syarif

Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia

Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.

Share artikel ini yuk!
Scroll to Top