Book Review
Buku-Buku Sosiologi Politik yang Mengubah Cara Kita Melihat Negara

Setelah membaca karya-karya penting dalam sosiologi politik ini, cara pandang kita terhadap negara tidak akan pernah sama lagi. Para pemikir besar, dari Machiavelli hingga James C. Scott, menyingkap bagaimana kekuasaan bekerja, siapa yang benar-benar mengendalikan negara, dan apa dampak kebijakan terhadap masyarakat.
Niccolò Machiavelli – The Prince
Dalam karya klasik The Prince, Machiavelli menyatakan bahwa penguasa harus memprioritaskan stabilitas dan keamanan negara di atas segalanya, bahkan jika harus menempuh jalan yang tidak bermoral. Bagi Machiavelli, seorang pemimpin yang efektif harus ditakuti sekaligus dicintai, tetapi jika harus memilih, rasa takut lebih ampuh dalam menjaga kekuasaan. Sang penguasa ideal harus licik seperti rubah dan kuat seperti singa, bahkan rela menghalalkan segala cara demi bertahan.
Max Weber – Politics as a Vocation
Weber melihat politik modern sebagai medan yang sarat dengan dilema etis. Ia menyatakan bahwa politik menuntut etika tujuan akhir (berpegang pada prinsip moral) sekaligus etika tanggung jawab (mempertimbangkan konsekuensi nyata). Dalam analisisnya, negara modern pada dasarnya adalah entitas yang memiliki monopoli atas kekerasan yang sah, sebuah kekuatan yang membuatnya sangat penting, sekaligus berpotensi berbahaya.
Karl Marx & Friedrich Engels – The German Ideology
Bagi Marx dan Engels, sejarah bukan digerakkan oleh ide-ide besar, melainkan oleh kekuatan material produksi. Dalam The German Ideology, mereka menegaskan bahwa struktur sosial dan politik lahir dari kondisi material, dengan perjuangan kelas sebagai motor perubahan sejarah. Kapitalisme, yang penuh kontradiksi, pada akhirnya diyakini akan runtuh dan digantikan oleh revolusi komunis.
C. Wright Mills – The Power Elite
Mills menyoroti realitas demokrasi di Amerika Serikat. Menurutnya, keputusan-keputusan penting tidak diambil oleh rakyat banyak, melainkan oleh sekelompok kecil elit yang terdiri dari politisi, pengusaha, dan militer. Kelompok inilah yang ia sebut sebagai the power elite. Mereka beroperasi berdasarkan kepentingan bersama, saling bertukar peran, dan secara efektif meminggirkan publik dari proses demokrasi.
James C. Scott – Seeing Like a State
Scott memberikan kritik tajam terhadap cara negara merencanakan masyarakat. Ia menyatakan bahwa pendekatan modernisme tinggi yang menekankan standardisasi dan kontrol dari atas (top-down) sering kali gagal. Hal ini terjadi karena negara mengabaikan pengetahuan lokal serta kompleksitas relasi sosial dan ekologi. Skema besar negara, yang tampak rapi di atas kertas, justru sering berujung pada konsekuensi yang tidak diinginkan—bahkan bencana.
Dengan membaca karya-karya ini, kita belajar bahwa negara bukanlah entitas yang netral atau sederhana. Ia adalah arena kekuasaan, tempat ide, kepentingan, dan konflik bertemu. Pandangan para pemikir ini membuka mata kita untuk melihat negara dengan cara yang lebih kritis, tajam, dan realistis.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia
Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.