PoV
Sosiologi Bendera: One Piece di Antara Bendera Merah Putih

Bendera lebih dari sekadar simbol kain yang berkibar. Ia merupakan representasi dari nilai-nilai, semangat, sejarah, dan identitas kolektif suatu kelompok. Melalui bendera, rasa kebersamaan dan persatuan dapat tumbuh di antara anggota kelompok yang diwakilinya. Sebagai lambang yang mencerminkan perjuangan dan harapan, bendera memiliki daya simbolik yang kuat dalam kehidupan sosial suatu bangsa atau kelompok.
Munculnya Bendera One Piece
Meski One Piece merupakan manga shonen yang pada dasarnya dimaksudkan untuk hiburan semata, keberadaan bendera dalam dunia One Piece mengandung makna yang lebih dalam. Anime ini tidak hanya menggambarkan dunia bajak laut dengan segala petualangannya, tetapi juga membangun identitas, mengarahkan narasi sosial, dan bahkan menyentuh isu-isu politik yang relevan dengan masyarakat kita. One Piece mengajak penontonnya untuk merenung tentang konsep perlawanan, persatuan, dan kebebasan, yang terwakili melalui simbolisme bendera yang digunakan dalam cerita.
Kisah di Balik Bendera One Piece
Cerita One Piece berfokus pada petualangan bajak laut Monkey D. Luffy dalam mencari harta karun legendaris bernama One Piece. Luffy, yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut, berjuang melawan Pemerintah Dunia yang otoriter dan menindas. Selama perjalanan ini, Luffy tidak hanya bertarung untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk melindungi teman-temannya serta mereka yang lemah dan tertindas. Hal ini menciptakan narasi perjuangan yang seringkali dibandingkan dengan realitas sosial politik di dunia nyata, di mana kelompok-kelompok tertentu berada di bawah tekanan sistem yang diskriminatif dan berjuang mencari simbol perlawanan, yang dalam konteks ini terwakili oleh bendera One Piece.
One Piece: Narasi Perlawanan dan Tatanan Politik
Bendera One Piece, meski dalam konteks fiksi, berfungsi sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang sewenang-wenang. Keberadaan bendera ini dalam cerita tidak hanya mengacu pada identitas para bajak laut, tetapi juga merangkum narasi lebih besar tentang perjuangan melawan sistem yang tidak adil. Ini menghubungkan One Piece dengan lingkungan intertekstual yang lebih luas, di mana kisah Luffy tidak hanya bisa dibaca sebagai petualangan fiksi semata, melainkan sebagai bentuk kritik terhadap tatanan politik dan sosial yang ada. Dengan demikian, One Piece lebih dari sekadar cerita hiburan; ia menyuarakan pesan tentang kebebasan, solidaritas, dan perlawanan terhadap ketidakadilan, yang bisa dirasakan dan dipahami dalam konteks sosial-politik dunia nyata.
Bendera One Piece, dengan segala simbolisme dan narasinya, menunjukkan bahwa dalam setiap perjuangan, identitas dan simbol-simbol perlawanan memiliki peran yang sangat besar dalam membangun persatuan dan semangat kolektif. Seperti bendera merah putih yang melambangkan perjuangan bangsa Indonesia, bendera One Piece juga menjadi simbol bagi mereka yang berjuang melawan ketidakadilan, yang memberikan harapan bahwa sebuah perubahan adalah hal yang mungkin tercapai.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia
Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.