Konsep
Konsep Sosiologi vs Nalar Umum: Apa Bedanya?

Beda Antara Konsep Sosiologi dan Nalar Umum
Konsep sosiologi dan nalar umum (commonsense) memiliki kesamaan dalam hal memahami perilaku manusia dan masyarakat, namun keduanya berbeda dalam pendekatan dan metodologi. Nalar umum cenderung berlandaskan pada pengalaman sehari-hari dan norma budaya yang berkembang di masyarakat, yang sering kali mengarah pada asumsi-asumsi yang dianggap benar namun tidak selalu akurat atau tidak selalu mencerminkan pola sosial yang lebih luas. Sebaliknya, konsep sosiologi didasarkan pada penelitian yang lebih sistematis, menggunakan data empiris dan kerangka teoretis untuk lebih memahami fenomena sosial dengan cara yang lebih komprehensif dan objektif. Jadi, meskipun keduanya mengarah pada pemahaman perilaku manusia, sosiologi menggunakan pendekatan ilmiah yang lebih mendalam dan terstruktur untuk menjelaskan fenomena sosial.
Commonsense (Nalar Umum)
Nalar umum berasal dari pengalaman pribadi dan norma budaya yang sering kali dipercaya sebagai kebenaran oleh banyak orang berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka. Namun, nalar umum cenderung bergantung pada pengamatan individu dan cerita yang bersifat subjektif, yang sering kali tidak mencerminkan realitas sosial yang lebih luas. Meskipun mungkin berguna dalam kehidupan sehari-hari, nalar umum bisa menjadi bias dan tidak objektif, karena asumsi yang dibangun berdasarkan pengalaman pribadi tidak selalu mencakup seluruh kompleksitas fenomena sosial.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi dan Norma Budaya: Nalar umum sering terbentuk dari pengalaman hidup sehari-hari yang kemudian dihadapkan dengan norma budaya yang ada dalam masyarakat.
Bukan Hasil Riset: Tidak melalui proses penelitian atau studi yang mendalam. Biasanya terbentuk berdasarkan cerita, pengamatan kasual, dan pengalaman individu.
Asumsi yang Bias: Bisa melanggengkan stereotip atau pandangan simplistik terhadap isu-isu sosial yang kompleks. Misalnya, anggapan bahwa “Orang yang kerja keras selalu berhasil,” yang mengabaikan banyak faktor lain yang lebih besar yang memengaruhi kesuksesan.
Contoh Nalar Umum:
“Orang yang kerja keras selalu berhasil.”
Ini mungkin benar bagi beberapa orang, namun mengabaikan faktor-faktor seperti ketimpangan sosial, akses terhadap pendidikan, kondisi keluarga, atau bahkan peluang ekonomi yang bisa memengaruhi perjalanan hidup seseorang.
Konsep Sosiologis
Berbeda dengan nalar umum, konsep sosiologi dibangun berdasarkan penelitian yang sistematis, data empiris, dan teori-teori sosial yang telah terbukti melalui observasi dan eksperimen. Sosiologi bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih objektif dan menyeluruh terhadap fenomena sosial, memahami pola-pola yang membentuk masyarakat, dan mengkaji hubungan antara struktur sosial dan perilaku individu. Konsep-konsep sosiologi sering kali memfokuskan pada analisis lebih mendalam tentang bagaimana lembaga-lembaga sosial, norma-norma, dan nilai-nilai budaya mempengaruhi kehidupan individu dan kelompok.
Berdasarkan Penelitian dan Data Sistematis: Konsep sosiologi dilandasi oleh penelitian dan data yang terstruktur dan terukur, yang menghasilkan kesimpulan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan hanya berdasarkan pengalaman pribadi atau cerita.
Berbasis Teori: Sosiologi menggunakan berbagai teori untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena sosial, termasuk teori-teori tentang kelas sosial, kekuasaan, ketimpangan, keluarga, pendidikan, dan sebagainya.
Fokus pada Struktur dan Pola Sosial: Sosiologi melihat bagaimana sistem sosial bekerja secara keseluruhan, bagaimana struktur sosial mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam masyarakat.
Contoh Konsep Sosiologi:
Penelitian dampak kemiskinan terhadap pencapaian pendidikan: Sosiolog akan menganalisis berbagai faktor, seperti kurangnya akses terhadap sumber daya pendidikan, pendanaan sekolah yang tidak memadai, dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak-anak. Hal ini tidak hanya dilihat dari kinerja individu, tetapi juga bagaimana struktur sosial yang lebih besar membentuk peluang dan tantangan mereka.
Kesimpulan
Meskipun nalar umum dan konsep sosiologi keduanya berkaitan dengan pemahaman tentang masyarakat dan perilaku manusia, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda. Nalar umum sering kali bergantung pada pengalaman individu dan norma budaya, sementara sosiologi menggunakan metode ilmiah yang lebih terstruktur dan teori sosial yang lebih luas untuk menganalisis pola sosial. Dengan demikian, sosiologi memberikan perspektif yang lebih mendalam dan objektif mengenai fenomena sosial, menghindari generalisasi atau asumsi yang tidak didasarkan pada penelitian yang sistematis.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia
Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.