Mengenal Tokoh
Mengenal Para Anggota Frankfurt School

Modernitas, yang awalnya dijanjikan membawa kehidupan lebih baik, justru memunculkan konflik kemanusiaan, krisis finansial, dan kerusakan lingkungan di berbagai belahan dunia. Sekelompok intelektual Jerman kemudian hadir untuk mengkritisi kondisi ini. Mereka menamakan diri sebagai Frankfurt School, yakni kelompok pemikir yang berafiliasi dengan Institut Penelitian Sosial di Universitas Frankfurt. Tokoh-tokoh berikut menjadi pusat lahirnya teori kritis yang berpengaruh besar dalam ilmu sosial dan filsafat modern.
Max Horkheimer: Perintis Teori Kritis
Horkheimer dikenal sebagai pendiri mazhab Frankfurt yang mempelopori pengembangan teori kritis. Ia menekankan pentingnya menganalisis fenomena sosial dan budaya secara mendalam, bukan sekadar menerima penjelasan objektif ala ilmu positif.
Theodor Adorno: Kritik atas Industri Budaya
Adorno menyoroti peran industri budaya dalam membentuk kesadaran masyarakat. Ia berpendapat bahwa film, musik populer, dan media massa tidak netral, melainkan alat yang sering menumpulkan daya kritis manusia. Selain itu, Adorno juga mengeksplorasi hubungan antara filsafat dan musik.
Herbert Marcuse: Manusia Satu Dimensi
Dalam karyanya yang terkenal One-Dimensional Man, Marcuse menjelaskan bagaimana masyarakat industri modern membatasi otonomi individu. Menurutnya, masyarakat kapitalis cenderung melahirkan manusia yang pasif, kehilangan daya kritis, dan hanya tunduk pada logika konsumsi.
Erich Fromm: Psikologi Sosial dan Kapitalisme
Fromm, seorang psikolog sosial, menekankan dimensi psikologis kehidupan sosial. Ia menganalisis bagaimana kapitalisme modern memengaruhi kondisi batin manusia—membuat individu teralienasi, kesepian, dan kehilangan makna hidup.
Jürgen Habermas: Teori Komunikasi dan Ruang Publik
Sebagai generasi kedua Frankfurt School, Habermas melanjutkan tradisi teori kritis dengan menambahkan fokus pada komunikasi. Ia memperkenalkan konsep ruang publik, yakni arena di mana warga negara bisa berdiskusi secara rasional demi terciptanya demokrasi yang sehat.
Dengan pemikiran tokoh-tokoh tersebut, Frankfurt School berhasil memberikan warisan intelektual yang masih relevan hingga kini. Mereka menegaskan bahwa kritik atas modernitas dan kapitalisme bukanlah sekadar penolakan, melainkan upaya untuk menemukan jalan menuju kehidupan yang lebih manusiawi.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia
Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.