Ringkasan Teori
Siapa Diri Kita? Tiga Perspektif Sosiologi untuk Memahami Identitas Diri

Modernitas sering membuat kita bertanya-tanya: siapa sebenarnya diri kita? Apakah diri terbentuk dari kehendak pribadi, dari pandangan orang lain, atau dari kelompok sosial tempat kita berada? Sosiologi menawarkan beberapa teori penting yang bisa membantu kita menjawab kegelisahan ini. Tiga tokoh besar berikut memberi kontribusi besar dalam memahami konsep diri dan identitas.
George Herbert Mead: Interaksionisme Simbolik
Mead menjelaskan bahwa konsep diri (self) manusia terbentuk dari dua dimensi: “I” dan “Me”. “I” adalah sisi diri sebagai subjek yang aktif, bertindak berdasarkan inisiatif pribadi. Sementara “Me” adalah sisi diri sebagai objek, yang dibentuk oleh norma dan pandangan masyarakat. Identitas diri adalah hasil negosiasi terus-menerus antara “I” dan “Me” dalam interaksi sosial.
Charles Horton Cooley: Looking-Glass Self
Cooley memperkenalkan gagasan bahwa diri kita seperti sebuah cermin. Kita membentuk konsep diri dengan membayangkan bagaimana orang lain melihat kita, menafsirkan reaksi mereka, lalu menjadikannya cerminan untuk mengenal siapa diri kita. Dengan kata lain, identitas terbentuk melalui refleksi sosial: kita adalah apa yang orang lain lihat dalam diri kita.
Henri Tajfel & John Turner: Teori Identitas Sosial
Tajfel dan Turner menekankan pentingnya keanggotaan kelompok dalam pembentukan identitas. Identitas sosial kita terbentuk melalui proses kategorisasi, identifikasi, dan perbandingan dengan kelompok lain. Keikutsertaan dalam kelompok sosial—seperti etnis, agama, profesi, atau komunitas—memberi rasa memiliki dan turut menentukan siapa diri kita.
Kesimpulan
Ketiga teori ini menegaskan bahwa diri kita bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan hasil interaksi sosial yang kompleks. Identitas terbentuk dari negosiasi pribadi, cermin sosial orang lain, dan keterikatan dengan kelompok. Memahami teori-teori ini membantu kita menyadari bahwa menemukan jati diri bukan sekadar pencarian ke dalam, melainkan juga refleksi atas hubungan sosial di sekitar kita.

Dr. Dede Syarif
Dr. Dede Syarif adalah akademisi dan sosiolog UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lulusan Sosiologi UGM. Ia aktif dalam pengembangan ilmu sosiologi, termasuk melalui short course di Jerman dan Australia. Pendiri Perspektif Sosiologi ini kini menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Sosiologi FISIP UIN Bandung.

Editor: Paelani Setia
Lulusan Sosiologi yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa di Unisel, Selangor, Malaysia. Aktif menulis di bidang kajian sosiologi, agama, dan religious studies. Saat ini menjabat sebagai Manajer sekaligus Co-Founder komunitas kajian Perspektif Sosiologi.